Pendakian kali ini gue ke Gunung Gede, Jawa Barat. Kalo di pendakian pertama, gue naik bus, kali ini gue naik motor dari Bekasi. Total rombongan ada 4 motor. Kita berangkat jumat malam menuju basecamp Putri.
Pendakian kali ini ada gue, Abil, teh Yayah, Ridwan dan 3 temannya (Kevin, Wahid dan Septi).
Sampai di basecamp sekitar jam 1 atau 2 dini hari dan setelahnya gue langsung tidur sangat pulas ditemani sleeping bag yang udah disimpan rapih di tas. Sebelumnya gue gak terpikir sama sekali untuk menggunakan sleeping bag sebelum pendakian. Gue kira kita akan dapat ruangan seperti di basecamp prau yang pernah gue singgahi, ternyata kalau mau di dalam ruangan harus bayar lagi. Kita memilih diluar aja. Selain kedinginan tidur diluar, kita harus berbagi space sama pendaki lain yang lumayan banyak saat itu.
Esoknya setelah merapikan perlengkapan dan sarapan yang terlalu pagi, kita mulai pendakian sekitar jam 7 pagi. Ini alasannya kita gak nyewa ruangan, karena hanya singah beberapa jam. Kita start di pagi hari supaya nanti sampai di Surken nya gak terlalu sore atau kemaleman. Karena emang rata-rata perjalanan memakan waktu 7-8 jam. Panjang yaaa.
Sunrise pagi itu |
Alasan utama kenapa pilih jalur via Putri adalah karena jalur ini adalah jalur tercepat dibanding yang lainnya. Sejujurnya gue ingin coba trek via Cibodas yang bisa ketemu air panas, walaupun trek pasti sangat licin.
Awal trek adalah kebun warga, tapi langsung disuguhkan tanjakan yang kok lumayan menghabiskan tenaga ya? Ini baru permulaan loh. Tenang, ada sedikit bonus sih, dan saat itu gue masih bisa foto-foto dan ambil sedikit footage video. Lalu gue gagal fokus sama daun bawang yang subur-subur banget. Andai saat itu disana ada petaninya, gue akan tanya apa gue boleh minta beli. Karena kayanya enak banget deh masak telur dadar pakai daun bawang buat nanti di Surken.
Teh Yayah yang gak biasa makan sarapan merasa gak enak badan. Kita melipir walaupun baru sekitar 10-15 menit jalan. Udah agak panik kalo teh Yayah gak sanggup lanjut, pendakian kali ini bakal batal. Alhamdulillahnya, setelah beberapa lama istirahat, teh Yayah bisa melanjutkan pendakian.
Gue cukup enjoy dengan trek Putri ini karena rindang banget, banyak pohon-pohon. Walaupun siang gak terlalu terasa panas. Kalo capek bisa melipir dan bersandar di pohon. Mungkin ini salah satu kelebihan lain jalur Putri selain jadi trek yang tercepat.
Lama-lama trek via Putri ini pelit banget sama bonus. Trek nya terjal banget. Sering kali gue minta tolong yang lain untuk pegangin tangan pas gue mau naik. Saat-saat kaya gini, gue gak ada kepikiran sama sekali buat dokumentasi, karena lelah atur nafas lol. Trek kali ini bisa gue bilang mirip seperti trek Prau pos 2 dan pos 3 dengan durasi yang lebih panjang dan lebih pelit bonus kali ya, hehe.
Jalan, 5 menit kemudian istirahat, jalan, berhenti lagi buat minum, jalan, berhenti lagi buat lurusin kaki. Obviously! Trek nya emang panjang banget. Rasanya gak sampai-sampai –about to give up. Auto flashback trek prau dari pos 3 ke sunrise camp yang gak nyampe-nyampe. Hehe
Bahkan di salah satu pos –lupa pos berapa- kita berhenti cukup lama buat bikin minuman anget.
Sampai kalian liat spot kece ini, it means Surken sudah dekaatttt.
Sampai di Surken sekitar jam setengah 4 sore. Kita menikmati cantiknya Surken yang berawan. Lalu foto-foto dan cari spot untuk bangun tenda sembari tunggu Ridwan dan Septi yang belum sampai. Cukup mudah untuk mencari spot karena di Surken luas banget. Saking luasnya kayanya bisa nampung ribuan tenda *cmiiw.
Kita bangun 2 tenda, ambil air dan masak. Ini pertama kalinya gue minum langsung dari sumber mata air di gunung. Rasanya, dingin dan segerrrr.
Esoknya, kita putusin untuk gak naik ke puncak. Gue udah terlanjur gak mood karena inget kebodohan gue yang gak bawa jaket yang proper. Yang lain juga males, yaudah deh.
Gue, Ridwan dan Septi jadi orang terakhir di rombongan yang sampai basecamp. Gue cukup salut sama ade gue dan teh Yayah yang bisa turun dengan cukup mulus *applause.
#WheretoHike
by Nanda FW